PENERAPAN
SIFAT KOLIGATIF PADA
PEMBUATAN
ES KRIM
Untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Pelajaran Kimia
Kelas XII A IPA MA Al Urwatul Wutsqo
Guru Pembimbing:
Ahsanuddin, S.Pd.
Anggota Kelompok:
1.
Dewi Zuhrotul Husna
2.
Dwi Ima Lestari
3.
Eka Manzilatul Farihah
4.
Ilma Ruhana
5.
Izzah Nur Fahma
6.
Mahmudatul Azizah
7.
Misbahul Khoiriyah
8.
Nur Lailiyatul Fajriyah
9.
Sriyatun
10. Sulistiyani
MA
AL URWATUL WUTSQO
TAHUN
AJARAN 2013/2014
BULUREJO
DIWEK JOMBANG
Sekretariat : Jalan. KH. M. Ya’qub
Husein no. 04 Bulurejo Diwek Jombang 61471, telp. 088805109637
KATA
PENGANTAR
Assalaamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh.
Maha Suci Allah yang senantiasa
memberikan kasih sayang-Nya yang tiada batas pada seluruh makhluk-Nya. Ucapan alhamdulillah
kepada Rasulullah SAW. yang telah membawa kita semua dari zaman jahiliyyah
menuju zaman Ad-diinul Islam.
Ucapan syukur alhamdulillah kepada
Allah SWT. yang telah memberikan anugerah kepada kita, salah satunya yaitu
kecerdasan, baik intelektual, emosional, spiritual, dsb., sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas mata peajaran kimia untuk membuat makalah dengan judul Penerapan
Sifat Koligatif Pada Pembuatan Es Krim.
Ucapan terimakasih kami sampaikan
pada guru pembimbing yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini
sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Terimakasih juga pada teman- teman
yang sudah kompak dalam mengerjakan tugas. Semoga kerjasama semua pihak dalam
pengerjaan tugas ini mendapatkan ridho Allah SWT.
Semoga makalah ini bermanfaat salah
satunya menjadi referensi bahan belajar khususnya bagi kami dan umumnya bagi
pembaca sekaligus menjadi amal shalih bagi siapapun yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini.
Demikianlah pengantar dari kami.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
kami harapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari pembaca semuanya.
Mohon maaf apabila terdapat
kekurangan. Karena kebaikan datangnya dari Allah dan keburukan datangnya dari
nafsu. Terimakasih.
Wassalaamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh.
Jombang,
25 September 2013
a.n.
Ketua Kelompok
___________________
DAFTAR
ISI
1.
Cover 1
2.
Kata
Pengantar 2
3.
Daftar
Isi 3
4.
A.
Sifat Koligatif Larutan 4
B.
Penurunan Titik Beku Larutan 4
C. Penyebab
dan Definisi Penurunan Titik Beku Larutan 5
D.
Penerapan Penurunan Titik Beku Larutan Dalam Pembuatan Es Krim 6
E. Komposisi
Es Krim Dan Manfaatnya 7
F. Alat
Pembuatan Es Krim 8
G. Kesimpulan 10
5.
Daftar Pustaka 11
A. Sifat Koligatif Larutan
Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau
lebih zat. Adanya interaksi antara zat terlarut dan pelarut dapat berakibat
terjadinya perubahan sifat fisis dari komponen-komponen penyusun larutan
tersebut. Salah satu sifat yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara zat
terlarut dengan pelarut adalah sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan
adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut
di dalam larutan, dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut.
Hukum Ralout merupakan dasar bagi empat sifat larutan
encer yang disebut sifat koligatif (dari bahasa lain colligare, yang
berarti “megumpul bersama”) sebab sifat-sifat itu tergantung pada efek kolektif
jumlah partikel terlarut, bukannya pada sifat partikel yang terlibat. Keempat
sifat itu ialah:
1. Penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan
uap pelarut murni.
2. Peningkatan titik didih.
3. Penurunan titik beku.
4. Gejala tekanan osmotik.
B. Penurunan Titik Beku Larutan
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu
diturunkan, sehingga jarak antar partikel sedemikian dekat satu sama lain dan
akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya
partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan
molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan
jarak antarmolekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Jadi titik beku larutan
akan lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya. Perbedaan titik beku
akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (∆Tf).
Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan
dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (Kf), dinyatakan dengan
persamaan:
∆Tf = Kf m
atau ∆Tf = Kf (n x 1000/p)
Dimana:
∆Tf = penurunan
titik beku
Kf =
tetapan penurunan titik beku molal
n
= jumlah mol zat pelarut
p
= massa zat pelarut
Titik beku larutan merupakan titik beku
pelarut murni dikurangi dengan penurunan titik bekunya atau Tf =
Tf o - ∆Tf.
C. Penyebab dan Definisi Penurunan Titik
Beku Larutan
Apakah yang dimaksud dengan penurunan titik beku? Air
murni membeku pada suhu 0o C, dengan adanya zat terlarut misalnya
saja ditambahkan gula kedalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak
akan sama dengan 0o C, melainkan akan turun dibawah 0o C,
inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
Jadi larutan akan memiliki titik beku yang lebih
rendah dibandingkan dengan pelarut murninya. Sebagai contoh larutan garam dalam
air akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut
murninya yaitu air, atau larutan fenol dalam alkohol akan memiliki titik beku
yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu alkohol.
Mengapa hal ini terjadi? Apakah zat terlarut menahan
pelarut agar tidak membeku? Penjelasan mengapa hal ini terjadi lebih mudah
apabila dijelaskan dari sudut pandang termodinamik sebagai berikut.
Contoh, air murni pada suhu 0o C. pada suhu
ini air berada pada kesetimbangan antara fasa cair dan fasa padat. Artinya
kecepatan air berubah wujud dari cair ke padat atau sebaliknya adalah sama,
sehingga bisa dikatakan fasa air dan fasa padat. Pada kondisi ini memiliki potensial
kimia yang sama, atau dengan kata lain tingkat energi kedua fasa adalah sama.
Besarnya potensial kimia dipengaruhi oleh temperatur,
jadi pada suhu tertentu potensial kimia fasa padat atau fasa cair akan lebih
rendah daripada yang lain, fasa yang memiliki potensial kimia yang lebih
rendah secara energi lebih disukai,
misalnya pada suhu 2o C fasa cair memiliki potensial kimi yang lebih
rendah dibanding fasa padat sehingga pada suhu ini maka air cenderung berada
pada fasa cair, sebaliknya pada suhu -1o C fasa padat memiliki
potensial kimia yang lebih rendah sehigga pada suhu ini air cenderung berada
pada fasa padat.
Apabila ke dalam air murni kita larutkan garam dan
kemudian suhunya kita turunkan sedikit demi sedikit, maka dengan berjalannya
waktu pendinginan maka perlahan-lahan sebagian larutan akan berubah menjadi
fasa padat hingga pada suhu tertentu akan berubah menjadi fasa padat secara
keseluruhan. Pada umumnya zat terlarut lebih suka berada pada fasa cair
dibandingkan dengan fasa padat, akibatnya pada proses pendinginan berlangsung,
larutan akan mempertahankan fasanya dalam keadaan cair, sebab secara energi
larutan lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat. Hal
ini menyebabkan potensial kimia pelarut dalam fasa cair akan lebih rendah
(turun) sedangkan potensial kimia pelarut dalam fasa padat tidak terpengaruh.
Maka akan lebih banyak energi yang diperlukan untuk mengubah larutan menjadi
fasa padat karena titik bekunya menjadi lebih rendah dibandingkan dengan
pelarut murninya. Inilah sebab mengapa adanya zat terlarut akan menurunkan
titik beku larutannya. Rumus untuk mencari penurunan titik beku larutan adalah
sebagai berikut:
∆Tf = Kf . m . i
Keterangan:
∆Tf
= penuruna titik
beku
∆ m =
molalilatis larutan
Kf = tetapan
konstanta titik beku larutan
Jangan lupa untuk menambahkan faktor Van Hoff pada
rumus di atas apabila larutan yang ditanyakan adalah larutan elektrolit.
D. Penerapan Penurunan Titik Beku Larutan
Dalam Pembuatan Es Krim
Bagaimana es krim dibuat?
Adonan es krim ditempatkan dalan bejana yang terendam
es batu dan air yang telah diberi garam dapur sambil diputar-putar untuk
memperoleh suhu yang lebih rendah dari 0o C. Proses tersebut
mengakibatkan adonan es krim membeku dengan titik beku es beberapa derajat
dibawah titik beku air murni. Hal ini terjadi karena proses perpindahan
kalor dari adonan es krim ke dalam campuran es batu, air dan garam dapur.
Temperatur normal campuran es dan air adalah 0o C.
akan tetapi itu tidak cukup dingin untuk membekukan es krim. Temperatur yang
diperlukan untuk membekukan es krim adalah -3o C atau lebih rendah.
Untuk mencapai suhu tersebut perlu ditambahkan garam dalam proses
pembekuan es krim. Sebenarnya banyak bahan kimia lain yang dapat digunakan
tetapi garam relatif murah. Garam berfungsi menurunkan titik beku larutan.
Ketika es diampur dengan garam, es mencair dan terlarut membentuk air garam
serta menurunkan temperaturnya. Proses ini memerlukan panas dari luar. Campuran
itu mendapatkan panas dari adonan es krim maka hasilnya adalah es krim padat
dan lezat seperti yang diinginkan.
Es krim merupakan makanan dengan gizi tinggi. Hidangan
yang sudah tersaji sejak zaman Romawi atau 400 SM itu ternyata mampu
menyembuhkan influenza, serta mengandung zat anti tumor. Pada tahun 1851 es
krim dapar dikatakan sebagai jenis hidangan paling populer di dunia. Pada tahun
2003, produksi es krim dunia mencapai lebih dari satu miliar liter dan
dikonsumsi oleh miliaran konsumen per tahun. Es krim adalah anggota kelompok
hidangan beku yang memiliki tekstur semi padat. Banyak fakta menyebutkan bahwa
es krim merupakan salah satu makanan bernilai gizi tinggi. Nilai gizi es krim
sangat tergantung pada nilai gizi bahan bakunya. Bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan es krim adalah lemak susu, padatan susu tanpa lemak (skim),
gula pasir, bahan penstabil, pengemulsi, dan pencita rasa. Proses pembuatan es
krim terdiri dari pencampuran bahan, tes teurisasi, homogenasi, aging didalam
refrigerator, pembekuan sekaligus pengadukan didalam votator, dan terakhir
adalah pengerasan (hardening) didalam freezer. Dibalik kelembutan dan rasa
manisnya, es krim terbukti memiliki beberapa fakta gizi yang tak terduga.
Keunggulan es krim didukung oleh bahan baku utamanya, yaitu susu tanpa lemak
dan lemak susu. Susu disebut sebagai makanan yang hampir sempurna karena
kandungan zat gizi yang lengkap. Para penelliti menemukan lebih dari
100.000 jenis molekul yang terkandung di
dalam susu, selain air dan lemak, molekul-molekul tersebut mencakup protein,
karbohidrat, mineral, enzim-enzim, gas serta vitamin A, C dan D. terdapat
beberpa peneliti yang menyatakan bahwa susu termasuk dalam golongan pangan
fungsional. Sebagian besar komponen dalam susu telah diketahui fungsinya secara
biologis bagi tubuh. Komponen yang telah diketahui fungsinya adalah protein
terutama bagian whey, termasuk didalamnya alfalaktalbumin, betakloglobulin,
imunoglobulin, laktoferin, dan glikomakropeptida. Alfalaktalbumin
berperan serta dalam metabolisme karbohidrat. Enzim ini memiliki kemampuan
berinteraksi dengan enzim galaktotransferase. Fungsi enzim tersebut
mentransportasikan galaktosa ke pool glukosa. Beberapa penelitian membuktikan alfalaktalbumin
sebagai zat anti tumor.
E. Komposisi Es Krim Dan Manfaatnya
KOMPOSISI
ES KRIM
Ada 5
komponen penyusun es krim:
1. Krim
2. Skim
3. Air
4. Gula
5. Stabilizer
Kadar air
dalam es krim antara 60% - 62%, jika air terlalu banyak maka es krim menjadi
kasar, jika air terlalu sedikit maka es krim menjadi terlalu padat. Untuk bisa
creamy, 60% - 62% itu sudah ukuran yang teruji. Dengan demikian maka kadar
bahan kering adalah 38% - 40%.
MANFAAT
KRIM
Krim
adalah bagian yang paling banyak mengandung lemak pada susu. Panaskan susu sapi
sampai suhu pasteur (70C – 80C), kemudian didinginkan agak lama sampai muncul
selaput yang makin lama tebal. Selaput inilah yang dinamakan krim, memang Cuma
sedikit karena kadar krim dalam susu sampai hanya 3,5%. Fungsi dari krim ini
adalah memberikan aroma susu dan mencegah pembentukan kristal yang terlalu
besar. Pada hakikatnya krim adalah lemak, maka kita bisa menggunakan lemak
lain, umumnya adalah santan atau telur. Dengan konsekuensi akan berkurangnya/
hilangnya aroma susu diganti menjadi aroma santan atau aroma telur, bisa juga
dicampurkan ketiga lemak tersebut, sesuai selera. Tapi tidak semua lemak bisa
dipakai untuk es krim, mentega atau korver akan membuat es krim mengental,
minyak kedelai tidak mengendal tapi aroma es krim menjadi aneh. Jadi yang direkomendasikan
adalah lemak susu, lemak telur dan lemak santan. Kadar lemak dalam es krim
adalah 8%-16%.
MANFAAT
GULA
Gula
tidak hanya berfungsi sebagai pemberi rasa manis pada es krim, tapi juga menurunkan
titik beku adonan, sehingga adonan tidak terlalu cepat membeku saat
diproses. Ini penting agar udara yang masuk kedalam adonan bisa lebih banyak
sehingga tekstur menjadi lebih lembut. Kadar gula dalam es krim adalah 15%.
MANFAAT
STABILIZER
Adonan es
krim jika dibekukan tanpa stabilizer, maka molekul lemak dan molekul air yang
sebelumnya sudah tercampur rata maka memisah pelan-pelan. Membentuk kelompok
air dan kelompok lemak. Lemak menjadi keras sedangkan air menjadi kristal.
Stabilizer berfungsi untuk emulsi, yaitu membentuk selaput yang berukuran mikro
untuk mengikat molekul lemak, air dan udara. Dengan demikian air tidak akan
mengkristal, dan lemak tidak akan mengeras. Stabilizer juga bersifat
mengentalkan adonan, sehingga selaput-selaput tadi bisa stabil. Kadar
stabilizer dalam es krim adalah 0,3%.
F. Alat Pembuatan Es Krim
Nancyjohnson dari Philladelphia adalah orang yang
pertama menciptakan alat pembuatan es krim. Alat yang ia ciptakan adalah ember
dari kayu yang didalamnya ada wadah lebih kecil dari logam. Wadah logam ini
dapat diputar dengan menggunakan padal. Ruang diantara wadah kecil dan ember
kayu diisi dengan campuran es dan garam. Pembuatan es krim sebenarnya sederhana
saja, yakni mencampurkan bahan-bahan dan kemudian mendinginkannya.
Air murni pada tekanan 1 atmosfer akan membeku pada
suhu 0oC. Namun, bila ke dalam air dilarutkan zat lain, titik beku
air akan menurun. Jadi, untuk membekukan adonan es krim pun memerlukan suhu
dibawah 0oC. Misalkan adonan es krim dimasukkan dalam wadah logam,
kemudian diruang antara ember kayu dan wadah logam dimasukkan es.
Awalnya, suhu es itu akan kurang dari 0oC.
Namun, permukaan es yang berkontak langsung dengan udara akan segera naik
suhunya mencapai 0oC dan sebagiannya akan mencair. Suhu campuran es
dan air tadi akan tetap 0oC selama esnya belum semuanya mencair.
Seperti disebut diatas, jelas campuran es krim tidak membeku pada suhu 0oC
akibat sifat koligatif penurunan titik beku.
Bila ditaburkan sedikit garam ke campuran es dan air
tadi, maka akan didapatkan hal yang berbeda. Air lelehan es dengan segera akan
melarutkan garam yang ditaburkan. Dengan demikian, kristal es akan terapung
dilarutan garam. Karena larutan garam akan mempunyai titik beku yang lebih
rendah dari 0oC, es akan turun suhunya sampai titik beku air garam
tercapai. Dengan kata lain, campuran es krim tadi dikelilingi oleh larutan
garam yang temperaurnya lebih rendah dari 0oC sehingga adonan es
krim itu akan dapat membeku. Tetapi kalau campuran itu hanya dibiarkan saja
mendingin tidak akan dihasilkan es krim, melainkan gumpalan padat dan rapat
berisi kristal-kristal es yang tidak akan enak kalau dimakan. Bila diinginkan
es krim yang enak dimulut, selama proses pembekuan tadi adonan harus
diguncang-guncang. Pengocokan atau pengadukan campuran selama proses pembekuan
merupakan kunci dalam pembuatan es krim yang baik. Proses pengguncangan ini
bertujuan ganda. Pertama, untuk mengecilkan ukuran kristal es yang terbentuk ;
semakin kecil kecil ukuran kristal esnya, semakin lembut es krim yang
terbentuk. Kedua, dengan proses ini akan terjadi pencampuran udara ke dalam
adonan es krim. Gelembung-gelembung udara yang tarcampur dalam adonan inilah
yang menghasilkan busa yang seragm (homogen).
Peran emulsifier
Metode sederhana pengadukan dan pendinginan secra
aserempak in ternyata menimbulkan masalah lain. Krim pada adsarnya terdiri atas
globula kecil lemak yang tersuspensi dalam air. Globula-globula ini tidak
saling bergabung sebab masing-masing dikelilingi membran protein yang menarik
air, dan airnya membuat masing-masing globula tetap menjauh. Pengadukan akan merusak membran protein yang menbuat globula
lemak tadi kemudian dapat saling mendekat. Akibatnya, krim akan nak ke
permukaan.hal seperti ini diinginkan bila yang akan dibuat adalah mentega atau
minyak, tetapi jelas tidak diinginkan bila yang akan dibuat es krim.
Penyelesaian sederhananya adalah dengan menabah
kanemulsifier pada campuran. Molekul emulsifier akan menggantikan membran
protein, satu ujung molekulnya akan melarut di air, sedangkan ujung satunya
akan melarut di lemak. Lecitin, molekul yang terdapat dalam kuning telur adalah
contoh emulsifier sederhana. Oleh karena itu salah satu bahan pembuat gliserida
atau polisorbat yang dapat mendispersikan globula lemak dengan lebih efektif.
G. Kesimpulan
1. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang
hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut didalam larutan, dan tidak
dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut.
2. Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel
zar terlarut disebut penurunan titik beku (∆Tf) . penuruna titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan
dengan tetapan penutrunan titik beku pelarut (Kf),
dinyatakan dengan persamaan:
∆Tf
= Kf m atau ∆Tf = Kf (n x 1000/p)
3. Temperatur normal campuran es dan air adalah 0oC
akan tetapi tidak cukup dingin untuk membekukan es krim. Temperatur yang
diperlukan untuk membekuka es krim adalah -3 oC atau lebih rendah.
Untuk mencapai suhu tersebut perlu ditambahkan garam dalam proses
pembuatan es krim. Garam berfungsi menurunkan titik beku larutan. Ketika es
dicampur engan garam, es mencair dan terlarut membentuk air garam serta
menurunkan temperaturnya. Proses ini memerlukan panas dari luar. Campuran itu
mendapatkan panas dari adonan es krim maka hasilnya adalah es krim padat dan
lezat seperti yang diinginkan.
kkeren kakk, sgt jelas laporannya dan rapih hehe
BalasHapus